KARENA E=mC2

Masih lekat dalam ingatan kita tentang hukum termodinamika yang dicetuskan oleh Einstein, bahwa energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Yang selanjutnya sering kita kenal dengan hukum Kekekalan Energi dengan rumusnya E=mC2.
Berdasarkan hukum tersebut, energi sekecil atau sebesar apapun tidak akan pernah hilang begitu saja. Energi memiliki caranya sendiri untuk tetap bertahan dengan mentransformasi dirinya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari bentuk yang sangat besar menjadi pendaran-pendaran kecil, ataupun sebaliknya dari bentuk sekian nanojoule kemudian terakumulasi menjadi bentuk energi yang lebih besar.
Penemuan kembali ilmu Allah (Re-search) oleh Einstein ini tidak hanya sekedar memberikan kepada kita pelajaran akan kekalnya energi panas. Lebih dari itu, teori ini juga berlaku bagi energi dalam bentuknya yang lain, salah satunya energi internal dalam diri kita yang terekspresi dalam bentuk ahlak kita sehari-hari.
Ahlak kita adalah cerminan atas berbagai energi yang ada di dalam tubuh kita. Apakah itu energi positif maupun energi negatif. Selayaknya bentuk energi yang lainnya, energi yang kita keluarkan ini juga tidak akan hilang begitu saja, pada siklusnya kelak, energi ini akan kembali kepada kita bisa jadi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuknya yang lain. Dalam jeda waktu yang singkat atau dalam tenggang waktu yang sangat lama.
Hukum kekekalan energi ini pernah dialami oleh seorang bapak. Seorang bapak yang bekerja sebagai PNS begitu berharap untuk dapat menunaikan rukun Islam ke-5, Haji. Hari demi hari bapak ini senantiasa memohon kepada Allah agar dirinya mendapat kesempatan untuk menunaikan haji. Sebagai pegawai yang bersih dari korupsi, penghasilan bapak ini dapat dikatakan pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun dengan yakinnya, dia tetap berharap suatu saat Allah akan mengabulkan do’anya. Usaha yang bisa dia lakukan hanyalah memberikan yang terbaik dari setiap tugas yang diamanahkan kepadanya. Hari berbilang menjadi tahun, dan beberapa baris tahun kemudian Allah menjawab do’a bapak ini. Tidak secara langsung kepadanya, tetapi melalui putranya. Putranya menjadi pengusaha sukses dan memiliki KBIH, yang bahkan dengan mudah mampu memberangkatkan sang bapak ber-haji setiap tahunnya.
Do’a dan ahlak si bapak merupakan energi yang telah dikeluarkan. Keduanya menjadi tabungan energi bagi bapak ini yang sewaktu-waktu akan kembali kepadanya atas kehendak Allah. Energi itu tidak kembali secara langsung kepada si bapak, tidak juga kembali dalam bentuk asalnya. Energi itu kembali dalam bentuk yang berbeda dan jalan yang berbeda, melalui putranya. Begitulah sebuah kisah kecil tentang hukum kekelan energi.
Maha Suci Allah yang telah mengatur segala yang ada di langit dan di bumi, yang menggulirkan energi kepada siapapun yang Dia kehendaki. Sungguh, tidak ada yang sia-sia dihadapan-Nya..sekecil apapun yang kita lakukan, akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bahkan senyum tulus kepada saudara kita akan menjadi tabungan energi tersendiri yang kelak akan kembali kepada kita.
Karena E=mC2, maka mengeluarkan energi internal dalam diri kita dengan ekspresi ahlak yang sebaik-baiknya tidak hanya menjadi sebuah keharusan, melainkan kebutuhan kita.

Smangat2! ^.^
Miuw_ink

Read Users' Comments (0)

0 Response to "KARENA E=mC2"

Posting Komentar